Angin lembut bercampur dengan hasil kondensasi fajar tadi mencoba merangkul dan membangunkanku.
Pagi ini terlalu hangat untuk hanya dihabiskan dibalik selimut kusam.
Juga terlalu dingin untuk mengusik menelusuk kedalam alam bawah sadar tempat impian bersemayam.
Mencoba melangkahkan kaki menuju akar pohon trembesi tertanam.
Melangkah lalu sedikit berlari, menghirup oksigen segar yang baru saja matang dari dedaunan trembesi.
Segar dan sangat liar, seakan zat neuro psikotropika yang adiktif meminta untuk terus dihirup.
Aku sakau, udara pagi ini membuatku mabuk.
Tak ada yang lebih baik dari pagi ini.
Matahari temaram khas pagi hari, refleksi hijau di permukaan danau, barisan trembesi menyejukkan, rotasi pedal yang terus menerus pada poros, hentakan sol karet pada aspalpun terasa melengkapi pagi ini.
Disinilah aku hidup, dipagi yang segar.
Bersemangat tapi sangat tenang.
Ketika seorang anak manusia menorehkan tinta digital tentang alam semesta
Minggu, 07 April 2013
Suatu Pagi Dihari Minggu
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar