Ketika seorang anak manusia menorehkan tinta digital tentang alam semesta
Selasa, 10 September 2013
Sabtu, 03 Agustus 2013
Ilusi
Jumat, 26 Juli 2013
Dua Dicinta
Sssssst jangan diam!
Selasa, 14 Mei 2013
Sang Pemalu
Bercoreng hitam legam tercampur panasnya matahari
Menengadah tangan berharap belas kasihan
Jalanpun diseok-seok menyeret bayangan diri
Peluh menjadi penghilang dahaga saat itu
Kepingan logam telah menggadaikan rasa malu
Lembaran kertas telah melelang harga diri
Sesaat
Berhenti yang bukan benar benar berhenti
Diam yang bukan hanya tinggal diam
Tenang bukan selalu tenggelam
Dan aku terhenti untuk berdiam yang mungkin akan menenangkan
Senin, 15 April 2013
Dia Ingin Terbang, Dia Ingin Menghilang
Sebuah mimpi mengalun menemani tidurku.
Tersibak angan dan harapan seperti padang ilalang yang luas dan tak berujung.
Sekejap hilang dan musnah terbakar menjadi abu.
Terbawa angin lembah dan tak menyisakan apa-apa.
Berpindah tempat, entah dimana dia akan berlabuh.
Mimpiku hancur, mimpiku musnah.
Rapuhnya diri membuat aku semakin jatuh dalam lubang kehampaan.
Sebuah memori, untaian cerita di masa lalu ikut lenyap bersamanya.
Tapi aku tak akan pernah lupa.
Disudut kecil hati ini masih terbayang akan cerita, sejarah akan masa lalu.
Dia memang harus menghilang, dia memang harus terbang.
Dan aku harus merajut ulang kisah dalam memori alam yang tanpa batasan ingatan.
Teruntuk laptopku yang entah kini berada dimana
Minggu, 07 April 2013
Suatu Pagi Dihari Minggu
Angin lembut bercampur dengan hasil kondensasi fajar tadi mencoba merangkul dan membangunkanku.
Pagi ini terlalu hangat untuk hanya dihabiskan dibalik selimut kusam.
Juga terlalu dingin untuk mengusik menelusuk kedalam alam bawah sadar tempat impian bersemayam.
Mencoba melangkahkan kaki menuju akar pohon trembesi tertanam.
Melangkah lalu sedikit berlari, menghirup oksigen segar yang baru saja matang dari dedaunan trembesi.
Segar dan sangat liar, seakan zat neuro psikotropika yang adiktif meminta untuk terus dihirup.
Aku sakau, udara pagi ini membuatku mabuk.
Tak ada yang lebih baik dari pagi ini.
Matahari temaram khas pagi hari, refleksi hijau di permukaan danau, barisan trembesi menyejukkan, rotasi pedal yang terus menerus pada poros, hentakan sol karet pada aspalpun terasa melengkapi pagi ini.
Disinilah aku hidup, dipagi yang segar.
Bersemangat tapi sangat tenang.
Sabtu, 06 April 2013
Pasangan Hidup
Aku bukan yang terbaik tapi ingin selalu menjadi yang lebih baik.
Aku ingin mendapat kebaikan.
Aku tidak sempurna tapi selalu mencoba untuk menyempurnakan.
Aku ingin memiliki kesempurnaan.
Ini bukan egois.
Ini adalah aku, aku yang berperangai manusia.
Jumat, 05 April 2013
Tempatku Bukan Tempatku
Hingar bingar keras berdentuman.
Berkelap-kelip cepat cahaya tapi bukan kilat, bukan juga pertanda hujan.
Kulihat terkadang gelap dan sesekali temaram.
Dan tak nyaman!.
Sangat naif memang, atau...terlalu konservatif?.
Aaah sudahlah.
Tapi aku yakin, disini bukan aku, bukan tempatku
Senin, 01 April 2013
Tapak Jejak Sang Penakluk
Ribuan langkah kaki masih belum hilang tersapu hujan.
Jutaan kata masih tersandar dalam memori.
Hamparan luas karya tuhan yang tak berbatas masih sangat melekat mendalam.
Perjalanan yang penuh rasa syukur menyisakan semua.
Jiwa-jiwa penuh semangat menghentak sedang mencoba melihat-Mu lebih dekat, mencoba menggapai dengan tangan-tangan kecil dan kaki ringkih yang kami punya.
Dinginnya embun pagi terasa membakar sanubari, melepaskan bulir-bulir semangat yang membuat kami tetap melangkah maju.
Suara lolongan anjing hutan pagi itupun tak sanggup menggetarkan niat untuk menuju puncak tertinggi sang Merbabu.
Tingginya puncak membuat hati kami semakin rendah, merasa sangat kecil untuk mengucap keangkuhan pada diri.
Dan sekali lagi hanya ada rasa syukur yang bisa diucap.
-Bagus, Daymas, Erwan, Pawel, Anin, Vanya-
Pendakian Jalur Wekas, Gunung Merbabu, 30 Maret 2013.
Selasa, 08 Januari 2013
Hari ke-4: Hei! Dengarkan Aku Sedang (Ingin) Cerita
Tertegun diam pikiranku melayang jauh menyebar menyeruak sampai langit tiada batas.
Mencoba untuk menutup mata, mata yang lelah, lelah karena terlalu banyak melihat kebohongan berasaskan kepalsuan. “Munafik!! Kalian semua munafik!! Diam, dan lihat aku sedang bercerita menerawang terbang”.
Aaaaaaah sudahlah, aku kesal!, mataku sudah tak lagi sehati dengan hati.
“Aku lelah tuanku”
“Aku ingin tenggelam dalam damai kegelapan”
“Gelap yang benar-benar gelap!, bukan merah, bukan biru! Aaah apalagi abu-abu!!, aku ingin hitam!!, hitam pekat tuanku, bisakah?”
Ya aku mengerti, silahkan kau berjibaku dengan angan, mimpi dan nafsumu.
Untuk malam ini kurasa cukup untuk sedikit bercerita.
Terima kasih semesta.
Hari ke-3: Detak-Detik Derik Berbisik
Tik, tok
Semula berlari, lambat laun akhirnya tertaut berhenti.
Tik, tok
Alunan nafas bergejolak namun perlahan-lahan menjadi tenang.
Tik, tok
Dua bandul-pun menuju titik equilibrium.
Hampir diam, diam hingga tak terdengar lagi berbisik-bisik mengalun menenangkan.
Tik, tok
Harapan menyatu membentuk mimpi-mimpi yang baru, yang indah membius, melayang dan terbang.
Tik, tok
Suatu tanda matahari baru, sinar penyeruak semangat penantang akan hati, jiwa dan raga yang kadang tak bersinergi.
Tik, tok
Aaaah, sudah dini hari ternyata, isyarat untuk terlelap menuju alam baru, alam dimana fana terasa nyata.
Tik, tok
Selamat tidur wahai jelita.
Hari ke-2: Cerita Ini Tentang Hujan
Terkisahkan sekumpulan awan komulunimbus yang saling bertautan sepanjang garis squall terombang-ambing hanyut dibawa angin. mereka berjalan hampir beriring-iringan membentuk supersel.
Berkelap-kelip kilat menyambar menjulurkan lidahnya, terlihat sangat angkuh memang.
Tapi tak apalah, kan setelah itu akan turun hujan.
Tahukah kamu kenapa menyukai hujan?
Hujan yang kadang dengan intensitas yang berlebihan hanya membawa petaka bagi di bawahnya.
Hujan yang kadang basahnya tidak selembut namanya.
Hujan yang selalu membuat kesal ketika janji teringkar karenanya.
Yasudahlah, namanya juga hujan
Kalau saya sangat suka, saya sangat suka sesaat setelah hujan.
Saat aroma petrikor tercium keluar dari tanah setelah dibasahi hujan.
Tenang,
Damai rasanya,
Seperti sore ini di balik kaca jendela.
Sayangnya saya harus pulang bersepeda, tapi tak apa.
Karena saya.... suka hujan :)
Minggu, 06 Januari 2013
Hari ke-1: Sajak Pertama
Sajak pertama,
Melangkah pada satu waktu untuk memulai jejak yang baru.
Mencoba menghembuskan nafas kehidupan dengan harapan dan juga do’a.
Ini yang pertama,
Sejak hampir 2 bulan yang lalu menghilang menerawang.
Saatnya aku memulai dengan semangat yang kembali tersulut.
Dan juga hari pertama,
Untuk tiga puluh kali saat sang surya di ambang batas tengah berganti dengan rembulan.
Usaha demi membuat kelenjar-kelenjar adrenal melepaskan hormon adrenalin yang akan distimulasi kelenjar hipotalamus keseluruh tubuh, membuat berkontraksinya luapan emosi yang merangsang kata-kata dan tulisan-tulisan keluar menjadi nyata, sebuah cerita tercipta.
Yang perdana dimulai dari sini, sebuah sajak pertama.
Teruntuk #30HariBercerita