Senin, 04 September 2017

Teruntuk yang Sedang Berjuang

Adakah salahnya hati seorang pria dewasa melankoli?.
Menyaksikan saudaranya tergeletak tak berdaya dihujani ratusan mungkin ribuan peluru tajam dan serpihan-serpihan metal panas mengoyak tubuhnya?.
Hati yang hancur namun ragaku hanya bisa terpatung.
Membayangkan jiwa-jiwa yang terangkat, raga yang terbenam.
Saat timah-timah panas menerobos masuk menyisakan nafas yang tersedak oleh gumpalan sel darah merah.
Jemari-jemari mungil dalam dekapan yang berlarian mencari tempat berlindung yang bukan lagi rumahnya.
Kobaran-kobaran yang membumihanguskan diiringi jeritan sesaat lalu menghilang ditelan api yang perkasa.
Aku hanya bisa mempersembahkan tiap sujudku dengan bait-bait doa tanpa rima.
Dengan air mata yang sebenarnya tidak mungkin menghapus duka mereka.
Dengan tangan yang ingin menggenggam menyambut tubuh-tubuh dingin oleh kehangatan yang mungkin akupun tak punya.
Pintaku hanyalah kepadamu ya Allah yang maha kuasa, agar mereka semua, saudara-saudaraku yang disana diberikan kekuatan, kegigihan dan perlindungan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar