Adakah yang lebih buruk dari manusia tanpa iman?
Ketika bangun, hanya untuk berkembang biak.
Ketika bersolek, juga untuk berkembang biak.
Bahkan mengisi tenaga pun, alasannya untuk berkembang biak.
Seolah jarak antara akil baligh hingga kematian hanyalah sebatas pusar hingga lutut.
Ketika seorang anak manusia menorehkan tinta digital tentang alam semesta
Selasa, 19 September 2017
Takut Punah
Senin, 04 September 2017
Inequilibrium
Tahukah dimana ujung perdamaian?.
Letaknya ada ditiap-tiap hitungan ujung lembar hasil cetakan kertas itu.
Tahukah kapan hadirnya kemanusiaan?
Saat priuk nasi di dapur sendiri sudah penuh dan tidak ada lagi tempat untuk menyimpannya.
Teruntuk yang Sedang Berjuang
Adakah salahnya hati seorang pria dewasa melankoli?.
Menyaksikan saudaranya tergeletak tak berdaya dihujani ratusan mungkin ribuan peluru tajam dan serpihan-serpihan metal panas mengoyak tubuhnya?.
Hati yang hancur namun ragaku hanya bisa terpatung.
Membayangkan jiwa-jiwa yang terangkat, raga yang terbenam.
Saat timah-timah panas menerobos masuk menyisakan nafas yang tersedak oleh gumpalan sel darah merah.
Jemari-jemari mungil dalam dekapan yang berlarian mencari tempat berlindung yang bukan lagi rumahnya.
Kobaran-kobaran yang membumihanguskan diiringi jeritan sesaat lalu menghilang ditelan api yang perkasa.
Aku hanya bisa mempersembahkan tiap sujudku dengan bait-bait doa tanpa rima.
Dengan air mata yang sebenarnya tidak mungkin menghapus duka mereka.
Dengan tangan yang ingin menggenggam menyambut tubuh-tubuh dingin oleh kehangatan yang mungkin akupun tak punya.
Pintaku hanyalah kepadamu ya Allah yang maha kuasa, agar mereka semua, saudara-saudaraku yang disana diberikan kekuatan, kegigihan dan perlindungan.